Kamis, 19 Februari 2009

PKL Ciputat

Warga Keluhkan PKL Ciputat

KOTA TANGSEL – Keberadan Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitar Jalan Dewi Sartika dan Aria Putera dekat pasar Ciputat Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan sudah sangat meresahkan dan mengganggu pengguna jalan lainnya. Ratusan PKL yang berdagang, menggunakan trotoar untuk membuka lapak.
Sala satu warga Rosidah mengaku sangat kesal jika harus melewati pasar Ciputat. Keberadaan PKL sangat mengganggu. Mereka berani menggunakan trotoar untuk berjualan. Hal ini membuat, jalan disekitar pasar ciputat kerap macet.
“Seharusnya trotoar buat pejalan kaki bukan pedagang, kenapa banyak yang dagang di trotoar,” ungkap warga Pamulang tersebut dengan Jengkel.
Akibatnya, pejalan kaki tak mempunyai ruang dan harus berjalan ditepi jalan aspal tempat lalu lalangan kendaraan roda dua maupun empat. Sehingga pejalan kaki pun harus ekstra hati-hati jika berjalan ditepi jalan. Dan juga tak mengherankan jika sering terjadi keributan antara pejalan kaki dan pengendara kendaraan.
“Saya dulu pernah kesenggol stang motor, saya kesal saya marah-marah. Karena PKL ini karena jalanan jadi sempit,” ceritanya.
Pengguna jalan lainnya Daryo mengatakan, PKL yang mayoritas jualan kelontongan dan buah-buahan ini semakin mempersempit ruang gerak pejalan kaki. Setiap hari kondisi jalaan utama yang menuju Jakarta ini harus berhadapan dengan kemacetan.
“Harus ekstra hati-hati kalau tidak mau kesenggol angkot,” keluhnya.
Menurutnya, fungsi trotoar harus dipakai sebagaimana mestinya adalah tempoat pejalan kaki. Para PKL tidak berjualan ditrotoar karena hal ini akan membuat kesemrawutan kota. Ia berharap pemerintah setempat dapat menertibkan keberadaan PKL ini. “Kembalikan fungsi trotoar, jangan dipakai berdagang seenaknya,” tegasnya.
Sementara itu, Camat Ciputat Chairul Saleh mengatakan, sangat sulit untuk menertibkan PKL yang jumlahnya hampir 800 PKL tersebut. Sebenarnya pihak kecamatan Ciputat bekerjasama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) sudah mengambil langkah-langkah menertibkan para PKL.
Saleh mengaku, sudah berusaha mengambil langkah untuk melakukan penertiban, namun mempunyai kendala. Dan mengambil langkah kongkrit diantaranya memberikan himbauan dan larangan berjualan sampai penertiban.
“Kami sudah melakukan langkah-langkah penertiban seperti jum’at bersih yang dilakukan minggu lalu. Hari itu mereka mau ditertibkan tapi besok pada mangkal lagi, memang PKL nya bandel” katanya. (mg-dedi)

1 komentar:

muftipamungkas mengatakan...

duhhh sengsara amat sih cari duit...
PKL, Angkot, Pejalan Kaki senggol-2an berebutan ruang di jalan.

salam kenal,
Mufti