Minggu, 22 Februari 2009

DBD Kabupaten Tangerang

Dana Pemberantasan TBC Rp 1 M

TANGERANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang menganggarkan dana sebesar Rp 1 miliar untuk menekan jumlah penderita tuberculosis atau yang dikenal dengan TBC pada 2009. jumlah tersebut merupakan yang terbesar dibandingkan penanganan penyakit lainnya.
Anggaran terbesar kedua dialokasikan untuk filariasis atau kaki gajah sebesar Rp 900 juta, demam berdarah dengue (DBD) Rp 500, dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) Rp 200 juta.
Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kabupaten Tangerang Yully Soenar Dewanti mengatakan, total anggaran yang disiapkan Dinkes sebesar Rp 2,6 miliar. TBC, Kaki Gajah, DBD, dan Aids merupakan penyakit yang paling banyak diderita warga Kabupaten Tangerang.
“Setiap tahun jumlahnya selalu bertambah. Yang tertinggi adalah TBC dan Kaki Gajah,” kata Yully.
Dijelaskan mantan Kepala Puskesmas Pamulang tersebut, jumlah penderita TBC mencapai 2.715 orang, Kaki Gajah 121 orang, HIV/Aids 800 orang. Angka-angka tersebut sudah tidak dapat ditolerir lagi. Trendnya wilayah penyebaran pun tersebut meningkat setiap tahun.
“Penyebaran kasus filariasis telah ditemukan pada 17 desa di 13 kecamatan. Itu bukti perlu adanya tindakan nyata dari pemerintah daerah,” terangnya.
Diakui Yully, penyebaran keempat penyakit tersebut lebih cepat dari perkiraannya. Sehingga beberapa kecamatan telah masuk dalam daerah rawan penyebaran. Karena dipicu berbagai faktor yang mendukungnya.
Menurut Yully, besarnya anggaran yang dikucurkan tidak menjadi patokan program tersebut akan berhasil menkan jumlah penderita. Keterlibatan sejumlah pelaku kesahatan lainnya pun harus digiatkan. Agar targetnya dapat tercapai optimal.
“Penanganan kasus TBC banyak ditangani rumah sakit swasta. Beberapa tindakan medisnya kerap tidak memenuhi standar yang diatur pemerintah. Akibatnya penderita tidak mengalami kesembuhan secara total. Karena pasien tidak berobat dengan teratur,” contohnya.
Yulli menegaskan, Dinkes akan melakukan koordinasi kembali dengan rumah sakit swasta dalam penanganan TBC. Tujuannya penuntasan TBC secara lebih baik. (mg-dedi)

Tidak ada komentar: