Senin, 09 Februari 2009

Ombak


Tiga Rumah Hancur Diterjang Ombak
TANGERANG Sebanyak 3 buah rumah dan sebuah kapal nelayan di Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang rusak diterjang ombak setinggi 2 meter yang sedang melanda Pantai Utara Laut Jawa (Pantura), Senin (9/2).
Ketiga rumah yang terbuat dari bilik bambu tersebut, diterjang ombak sekitar pukul 08.00 WIB. Letak rumah yang hanya berjarak 5 meter dari bibir pantai membuat ombak dengan mudah merusak rumah. Apalagi rumah tersebut berbetuk semipermanen. Selain menghantam rumah, air laut juga menggenangi rumah warga setinggi telapak kaki orang dewasa.
Untuk mencegah ombak kembali merusak rumah, warga bergotong royong membuat tanggul di pinggir pantai dengan karung yang isi pasir.
Salah satu pemilik rumah yang rusak Icah (80) mengatakan, ombak menerjang rumahnya pada pukul 08.00 Wib. Saat itu dirinya sedang membersihkan rumahnya. Namun tiba-tiba ia mendengar suara gemuruh air laut. "Tiba-tiba ombak langsung menghantam rumah,"katanya.
Icah mengaku, sempat terpental akibat hantaman ombak dan membentur dinding rumahnya yang terbuat dari bilik bambu. Kendati demikian ia mengaku tidak akan mengungsi pasalnya sudah terbiasa dengan kejadian tersebut.
Sementara itu Oting (50) salah satu warga mengaku hingga saat ini belum juga ada bantuan dari Pemkab Tangerang. "Selain menerjang rumah, kapal nelayan juga rusak," ucapnya.
Selain merusak rumah warga, ombak tinggi juga membuat nelayan di Tanjung Pasir berhenti melaut. Nelayan takut ombak setinggi 3 meter membaliknya perahu mereka. Kejadian ini sudah terjadi sejak 4 hari yang lalu.
Sudirman mengaku, hanya bisa duduk-duduk saja di rumah selama 4 hari terakhir. Nelayan baru akan melaut kembali setelah ombak tenang.
"Percuma saja melaut. Selain beresiko maut, ikan juga susah didapat jika ombak tinggi seperti ini. Sudah menjadi gejala alam biasa setiap awal Februari ombak selalu tinggi karena pengaruh angin utara, katanya,
Menurut Sudirman, biasanya ombak tinggi baru reda memasuki bulan Mei. Untuk Maret dan April sebenarnya gelombang masih tinggi. Tapi bermodalkan keberanian dan keahlian melaut, nelayan seperti Sudirman biasnya tak mengindahkan ombak tinggi dan tetap memburu ikan pada bulan Maret dan April. Seperti yang dilakukannya sejak awal tahun ini saat ombak mulai meninggi.
"Masih bisa curi-curi waktu kalau ombak tidak begitu besar," ujar Sudirman. (mg-dedi)

Tidak ada komentar: