Minggu, 01 Februari 2009

Peluru


Siswa SMK Bawa Lima Butir Selongsong Peluru

KOTA TANGSEL – Buka dan alat tulis merupakan barang bawaan yang kerap dibawa pelajar ke sekolah. Namun, barang berbeda malah dibawa Sulaeman (16) siswa Kelas I TP 2 SMK Pustek Jalan Raya Serpong No. 17 Kelurahan Pondok Jagung Kecamatan Serpong Utara Kota Tangerang Selatan.
Siswa yang tinggal di Ciater Barat Rt 09/04 Kecamatan Serpong tersebut kedapatan membawa 5 butir selongsong peluru ke sekolah. Hal ini terungkap saat pihak sekolah mengadakan razia terhadap siswa, Sabtu (31/1) lalu.
Menurut Sulaeman, lima butir peluru tersebut ditemukannya usai bermain bola di Lapangan Sepak Bola Ciater pada Jumat (30/1). Awalnya, peluru tersebut akan dibuat gantungan kunci. Namun, hal tersebut belum kesampaian karena pihak sekolah keburu merazia.
“Saya nemu di BSD sektor 12.5. Rencananya buat gantunga kunci. Saya tidak ada niat buruk dengan peluru tersebut,” katanya kepada sejumlah wartawan.
Kepala sekolah SMK Pustek Mathodah S menyatakan, peluru dengan kode pin 5.56 TO tersebut akan diselidiki lebih lanjut. Pihak sekolah akan mengambil langkah dengan memanggil orang tuanya. Sedangkan peluru akan diserahkan ke Polsek Serpong untuk diamankan.
“Kami akan mengundang orang tua siswa dan selanjutnya akan diproses BP,” ujarnya.
Dijelaskannya, siswa yang membawa peluru tidak akan mendapatkan sanksi apapun dari pihak sekolah. Sebab, Sulaeman tidak melanggar tata tertib sekolah.
“Ini merupakan kasus pertama. Kedepan hal seperti ini jangan sampai terulang kembali,” katanya.
Selain mengamankan 5 butir peluru, pihak sekolah juga menemukan sebuah keeping DVD yang diduga berisi film porno dari tangan Saeful (16).
Ditempat terpisah, Kapolsek Serpong Ajun Komisaris Yuldi Yusman ketika dikonfirmasikan mengaku pihaknya hingga kini belum menerima adanya laporan penemuan lima butir selongsong peluru. “Kita belum bisa melakukan penyelidikan jika belum ada laporan,” katanya.
Sementara mengenai apakah lokasi penemuan selongsong itu merupakan lokasi latihan tembak atau bukan, Yuldi juga mengaku belum mengetahuinya secara pasti. “Kita tidak bisa berbuat apapun. Kita baru bisa bertindak jika sudah ada laporan. Kita masih menunggu laporan penemuan tersebut,” tambahnya. (mg-dedi)

Tidak ada komentar: