Kamis, 25 Desember 2008

Tangerang


Pemkab Tidak Sanggup Sejahterakan Masyarakat
* Kebanyakan Korban PHK Ikut Transmigrasi

TANGERANG – Banyaknya jumlah penduduk di Kabupaten Tangerang yang mencapai 3,5 juta jiwa membuat, Pemkab Tangerang tidak sanggup lagi untuk mensejahterakan masyarakat yang tinggal di 36 kecamatan yang ada.
“Jujur, kini Pemkab Tangerang belum sanggup untuk mensejahterakan warganya. Pemkab belum bisa memfasilitasi keperluan seluruh warga,” ungkap Wakil Bupati Tangerang Rano Karno saat peresmian sistem pelayanan satu atap bidang ketenagakerjaan dan pelepasan transmigran asal Kabupaten Tangerang di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Tranmigrasi (Disnakertrans) Cikokol, Selasa (23/12).
Dikatakan Rano, besarnya jumlah penduduk menjadi salah satu penyebab tersebut. Secara luas, penduduk yang sulit disejahterakan kebanyakan berasal dari pedesaan dan daerah terpencil.
Guna mengatasi hal tersebut, kata Rano, masyarakat iminta mau mengikuti program transmigrasi yang dilakukan Disnakertrans. Setiap orang yang mengikuti program transmigrasi akan dibekali dengan keahlian terutama di bidang pertanian sebelum diberangkatkan.
“Saat ini warga yang akan di transmigrasikan masih terbatas. Mereka akan mendapatkan lahan gratis untu digarap beserta bibit tanaman yang cocok untuk daerah asal. Selain mendapat bantuan dari Pemkab, mereka juga akan mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat,” beber Rano.
Kadisnakertrans Kabupaten Tangerang Hasdanil mengatakan, sebanyak 50 Kepala Keluarga (KK) akan ditransmigrasikan ke dua daerah, yaitu 25 KK ke Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu dan 25 KK ke Kabupaten Murung Raya Provinsi Kalimantan Tengah.
“Masyarakat yang ikut transmigrasi sebanyak 201 jiwa. 96 jiwa ke Bengkulu dan 105 jiwa ke Kalimantan Tengah,” ungkap Hasdanil.
Diterangkannya, peserta transmigrasi ke Bengkulu akan diberangkatkan melalui jalur darat. Sedangkan ke Kalimantan Tengah melalui jalur laut. Setiap KK peserta transmigrasi akan mendapatkan bantuan Rp 2 juta untuk akomodasi dan bibit tanaman.
“Sejak 2006, total sudah 150 KK yang mengikuti transmigrasi. Rata setiap kali transmigasi diikuti 200 jiwa. Setiap tahun, Pemkab akan mengunjungi peserta transmigasi di daerah barunya untuk diberikan pembinaan. Nantinya, hasil pembinaan tersebut akan dilaporkan ke Bupati dan DPRD,” kata Hasdanil.
Kebanyakan dari peserta transmigasi merupakan korban pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan sejumlah perusahaan di Kabupaten dan Kota Tangerang.
Suproyanto mengaku, sejak di PHK dari pabrik tekstil di kawasan Batu Ceper Kota Tangerang tahun 2005, dirinya tidak memiliki penghasilan tetap. Sehari-hari, dirinya hanya bekerja sebagai buruh kasar.
“Saya akan ke Bengkulu. Disana saya mendapatkan 2 hektar tanah. Nantinya lahan tersebut akan ditanami karet,” kata bapak 2 anak tersebut. (mg-dedi)

Tidak ada komentar: