Rabu, 17 Desember 2008

Penganiayaan TNI

Anggota TNI Aniaya 6 Pemuda Mauk
* Dituduh Curi Hp
* Pelaku 8 anggota TNI

TANGERANG - Enam pemuda Kampung Buaran Asem, Desa Tanjung Anom Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang menjadi korban penganiayaan 8 anggota TNI dari Rindam Jaya, di kawasan Pantai Karang Serang Desa Karang Serang Kecamatan Mauk, Selasa (16/12) malam.
Enam pemuda tersebut adalah Jaenal (15), Nurdin (19), Andi (20), Suhendi (15), Ma'ruf (15), dan Muhsin (28). Mereka mengalami luka di bagian dadam, tangan, dan kaki. Tiga di antaranya sempat menjalani perawatan di UGD RSU Tangerang dan Puskesmas Mauk. Kini, semua korban sudah kembali ke rumah masing-masing.
Sedangkan pelaku penganiayaan adalah tentara personel Latihan Tempur TNI AD dari Rindam Jaya, Condet, Jakarta Timur. Mereka adalah Serka Malik, Serka Gatot, Serka Sugiman, Sertu Kristanto, Sertu Rahmat, Serda Sutrisno, Kopral Kepala (Kopka) Sabaryanto, dan Prajurit Satu (Pratu) Wahyu. Anggota TNI tersebut adalah sebagian dari pasukan yang mengikuti latihan tempur di kawasan pantai Karang Serang dan Tanjung Kait, Mauk, Tangerang. Latihan tempur rutin itu dilaksanakan dengan sejumlah calon bintara TNI AD Rindam Jaya selama lima hari sejak Kamis (11/12) lalu.
Informasi yang berhasil dihimpun, awalnya delapan personel tentara itu curiga terhadap enam warga telah mencuri telpon selular milik tentara. Dua telpon selular milik Mayor TNI AD Anggit yang bertindak sebagai instruktur. Dua telpon selular milik Serda Sutrisno, satu telpon selular lagi milik Sertu Rahmat.
Tak jauh dari lokasi, ada juga warga yang nongkrong di warung dan gardu siskamling beberapa meter dari rumah Naim. Sebagian yang nongkrong masih ABG. Anggota TNI kemudian curiga dan menuduh mereka yang telah mencuri hp.
Atas kecurigaan itu, sejumlah anggota melakukan kontak ke salah satu telpon selular dan diangkat. Ada negoisasi untuk memgembalikan, dengan mengadakan pertemuan di suatu tempat dekat pantai Selasa malam, sekitar pukul 20.00.
Dalam pertemuan itu, warga tidak ada yang mengaku. Rupanya, jawaban dari warga membuat tentara kesal. Terjadi pemukulan dengan posisi tidak seimbang. Akhirnya, warga yang dipukuli itu pulang ke rumah masing- masing. Selain dipukuli, sepeda motor yang dikendarai warga itu diceburkan ke parit sawah.
Kapolsek Mauk AKP Dody membenarkan peristiwa tersebut. Namun menurutnya, saat ini kasus tersebut ditangani polisi militer. “Kejadiannya memang di wilayah hukum kami. Namun karena tersangkanya adalah anggota TNI, penangannya dilakukan Denpom,” ungkapnya.
Namun, versi menurut korban, berbeda dengan versi dari TNI. Suhendi, salah seorang korban mengungkapkan, usai ada peristiwa kehilangan telpon selular milik tentara, dia dan lima temannya berjalan-jalan menikmati pantai Karang Serang.
Saat jam 22.00 hendak pulang ke rumah, mereka dihadang oleh personel TNI AD Rindam Jaya, yang baru saja usai berlatih di sekitar pantai. "Mereka nggak bilang apa-apa, langsung maen tonjok aja," kata Suhendi.
Menurut Suhendi, saat dicegat mereka diminta untuk mengaku telah melakukan pencurian. Namun, permintaan itu dibantah keras. Usai bantahan itu, delapan tentara yang menghadang mulai menyerang.
"Kami ditendang dan dipukul beberapakali. Ada yang kena tangan, karena kami coba menangkis, kaki, dan yang paling sakit pukulan di dada. Pukulan di dada itu membuat sesak nafas dan kami jatuh ke tanah. Sudah begitu sepeda motor kami dijatuhkan ke parit sawah," katanya.
Sampai kemarin, delapan personel TNI AD Rindam Jaya itu masih ditahan di markas Denpom Jatake Tangerang. Pihak Denpom belum memberikan keterangan terkait peristiwa pengeroyokan itu. Seluruh personel TNI AD yang berlatih tempur di Karang Serang sudah kembali ke Rindam Jaya, Condet, Jakarta Timur. (mg-dedi)

Tidak ada komentar: