Jumat, 12 Desember 2008

Gas Elpiji


Elpiji di Tangerang Langka

TANGERANG – Kelangkaan elpiji mulai terjadi di Tangerang. Persediaan gas terutama ukuran 3 kilogram menghilang dari pasaran. Akibatnya, masyarakat mulai kesulitan mendapatkan elpiji disejumlah agen dan warung.
Salah satu warga BSD Serpong Carolina Christina Dwiyanti mengaku, sangat dirugikan dengan kelangkaan elpiji yang terjadi. Padahal saya sudah tidak mempergunakan kompor minyak tanah lagi.
“Kok ternyata gas juga sulit didapat. Bagaiman ini?. Pertamina harus bertanggung jawab. Mereka harus bisa menyediakan gas sebagai konsekuensi konversi minyak tanah ke gas,” ungkap warga Jalan Aster I no 3 BSD Kecamatan Serpong Kota Tangerang Selatan, Jumat (12/12).
Kelangkaan elpiji di pasaran akibat tersendatnya pasokan dari sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) di Tangerang. Puluhan truk pengangkut elpiji nemumpuk di SPBE akibat tidak adanya pasokan gas dari Pertamina.
Salah satu SPBE yang pasokan elpijinya habis adalah di SPBE PT Bhakti Mingasutama (BMU) yang memasok gas ukuran 3 kilogram di Jalan Raya Puspiptek Taman Tekno BSD Serpong Kota Tangerang Selatan.
Puluhan truk pengangkut elpiji menumpuk di depan SPBE. Bahkan, beberapa truk sudah mengantre sejak 5 hari yang lalu. Namun, belum juga mendapatkan pasokan gas.
Sutansa (43), sopir agen elpiji PT Persada Utama Jaya Jurangmangu Ciputat mengaku, sudah mengantre elpiji sejak 4 hari yang lalu. Tapi, hingga kini belum dipanggil masuk kedalam untuk mendapatkan elpiji. Informasinya, persediaan gas sudah habis.
“Pangkalan gas terbengkalai. Sudah banyak warga yang menanyakan kepada saya,” ungkapnya.
Hal serupa dikatakan Yana, sopir agen elpiji PT Bima Sakti Persada di Ciputat. Menurutnya, kelangkaan gas di SPBE PT BMU akibat rusaknya kilang Pertamina di Balongan. Satu truk besar, katanya mampu mengisi sampai 600 tabung gas ukuran 3 kilogram. Sedangkan truk kecil hanya 200 tabung ukuran 3 kilogram.
Tak jauh berbeda diungkapkan Mujib Rohman, sopir agen elpiji PT Royal Gas di Palmerah Jakarta Barat. Sejak mengantre elpiji 4 hari yang lalu. Hingga kini belum ada tanda-tanda kapan pasokan elpiji kembali lancar.
“Kalau lancar sehari bisa 1-2 rit. Agen yang mengatre juga tidak banyak. Mungkin hanya 20 agen sehari. Tapi sekarang yang mengantre mencapai 50 agen dari berbagai wilayah. Mereka sudah tidak dapat elpiji dari SPBE lainnya,” katanya.
Sementara itu, Wakil Kepala Operasional PT BMU Joko Santoso mengatakan, kelangkaan pasokan elpiji di tempatnya sudah terjadi sejak 1 bulan yang lalu. Kelangkaan akibat berkurangnya pasokan gas dari kapal Pertamina.
“Pasokan gas di PT BMU berasal dari Tanjung Priok, Eretan Indramayu, dan Balongan Indramayu. Tapi, Balongan sedang rusak. Sedangkan di Tanjung Priok kita sudah tidak mendapatkan elpiji lagi. Akhirnya satu-satunya pasokan berasal dari Eretan. Jumlahnya pun terbatas,” terangnya.
Untuk hari ini, katanya, pasokan gas dari Pertamina baru 2 mobil tanki dengan kapasitas masing-masing 14 ton. Sedangkan sejak bulan lalu, pasokan gas hanya 40 ton.
“Jika kondisi normal, PT BMU mampu melayani hingga 80-120 ton per hari. Ini ada kekurangan pasokan sekitar 50 persen,” katanya seraya mengaku PT BMU juga memasok elpiji untuk wilayah Tangerang, Depok, dan Bogor. (mg-dedi)

Tidak ada komentar: