Kamis, 25 Desember 2008

BTS

700 BTS Bakal Dirobohkan

TANGERANG – Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Tangerang berencana merobohkan 700 base transceiver station (BTS) milik sejumlah operator telepon seluler yang ada di Kabupaten Tangerang.
Kadiskominfo Kabupaten Tangerang Deden Sugandhi mengatakan, dari 700 menara BTS yang akan dibongkar, hanya 400 buah BTS yang memiliki izin lingkungan dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Sedangkan 300 BTS hanya memiliki izin lingkungan.
BTS yang akan dirobohkan kebanyakan berada di Kecamatan Cisauk dan Ciputat. Bahkan, Dinas Trantib sudah mengawasi dua BTS yang tidak memiliki izin.
“Retribusi dari BTS selama ini tidak jelas. Banyak BTS yang tidak membayar pajak ke Pemkab,” kata Deden saat peletakan batu pertama pembagunan MTB di Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan, Selasa (23/23).
Dikatakan Deden, saat tahun 2009, setiap operator telepon seluler yang akan membuat BTS harus menginduk kepada Menara Telokomunikasi Bersama (MTB). Sesuai dengan Peraturan Menteri Komonikasi dan Informasi (Menkominfo), tidak boleh ada lagi BTS yang berdiri sendiri.
Direncanakan, 240 buah MTB akan dibangun di Kabupaten Tangerang. 200 buah MTB akan dikelola PT Benteng Graha Propertindo (BGP) dan 40 buah di kelola oleh PT Indonesia Tower (IT).
“PT BGP sudah membuat perjanjian dengan Pemkab Tangerang. Sedangkan PT IT belum. Jika sampai akhir Desember PT IT juga belum membuat perjanjian, maka rekomendasi pembangunan dan pengelolaan MTB akan dicabut,” terang Deden.
Ditargetkan, pada Juni 2009, seluruh MTB sudah dapat dioperasikan. Selanjutnya, dalam waktu dua bulan sejak beroperasi, seluruh BTS yang masih ada akan dinonaktifkan dan dirobohkan.
Dihubungi terpisah, Direktur PT BGP Ahmad Damhuri mengatakan, setiap operator akan menyewa tempat di MTB. Setiap operator akan membayar retribusi penyewaan sebesar Rp 1,3-2 juta per bulan.
“Dengan adanya MTB, diperkirakan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tangerang akan bertambah menjadi Rp 12 miliar per tahun. Namun biaya untuk membuat sebuah MTB sebesar 1,5-2 miliar,” katanya. (mg-dedi)


Tidak ada komentar: