Porter BSH Tuntut Kenaikan Upah
TANGERANG – Ratusan porter dari PT Indonesia Nasional Airservice (INA) yang biasa bekerja di Bandara Sokerano-Hatta (BSH) melakukan demo di depan kantornya di Taman Mahkota Kecamatan Benda Kota Tangerang, Rabu (14/1). Selain menuntut kenaikan upah para porter menuntut agar perusahaan kembali mempekerjakan empat porter yang dipecat dengan alasan tidak jelas.
Koordinator lapangan, Fahmi menjelaskan aksi ini merupakan yang ketiga kalinya. Dimana para porter meminta kenaikan upah hingga Rp 1 juta. Pasalnya upah yang diterima para porter selama ini sebesar Rp 561 ribu/bulan. Padahal banyak porter yang sudah bekerja selama puluhan tahun. Namun upah mereka juga disamakan dengan porter yang baru bekerja.
"Disini upah porter dipukul rata baik yang sudah bekerja puluhan tahun atau belum," ujarnya.
Dengan upah yang demikian, pihaknya mengaku sulit untuk menutupi kebutuhan hidup keluarganya. Tidak hanya itu saja, ia juga kerap harus mengeluarka uang kembali untuk menutupi setoran kepada perusahaan yang besarnya Rp 100 ribu per hari.
"Uang setoran itu kami peroleh dari penumpang," terangnya.
Selain mengeluhkan upah yang rendah, ia juga menyesalkan sikap PT INA yang tidak memberikan uang pensiun kepada porter. Akibatnya, para porter yang sudah pensiun masih bekerja di terminal I dan II Bandara Soekarno Hatta sehingga terjadi penumpukan porter.
"Mereka masih bekerja, karena hingga saat ini belum juga dapat uang pensiunnya,"katanya.
Arogansi perusaahaan semakin bertambah dengan melakukan pemecatan kepada empat porter ketika melakukan demonstrasi menuntut kenaikan upah. "Kami minta agar porter yang dipecat dipekerjakan kembali," ucapnya. (mg-dedi)
TANGERANG – Ratusan porter dari PT Indonesia Nasional Airservice (INA) yang biasa bekerja di Bandara Sokerano-Hatta (BSH) melakukan demo di depan kantornya di Taman Mahkota Kecamatan Benda Kota Tangerang, Rabu (14/1). Selain menuntut kenaikan upah para porter menuntut agar perusahaan kembali mempekerjakan empat porter yang dipecat dengan alasan tidak jelas.
Koordinator lapangan, Fahmi menjelaskan aksi ini merupakan yang ketiga kalinya. Dimana para porter meminta kenaikan upah hingga Rp 1 juta. Pasalnya upah yang diterima para porter selama ini sebesar Rp 561 ribu/bulan. Padahal banyak porter yang sudah bekerja selama puluhan tahun. Namun upah mereka juga disamakan dengan porter yang baru bekerja.
"Disini upah porter dipukul rata baik yang sudah bekerja puluhan tahun atau belum," ujarnya.
Dengan upah yang demikian, pihaknya mengaku sulit untuk menutupi kebutuhan hidup keluarganya. Tidak hanya itu saja, ia juga kerap harus mengeluarka uang kembali untuk menutupi setoran kepada perusahaan yang besarnya Rp 100 ribu per hari.
"Uang setoran itu kami peroleh dari penumpang," terangnya.
Selain mengeluhkan upah yang rendah, ia juga menyesalkan sikap PT INA yang tidak memberikan uang pensiun kepada porter. Akibatnya, para porter yang sudah pensiun masih bekerja di terminal I dan II Bandara Soekarno Hatta sehingga terjadi penumpukan porter.
"Mereka masih bekerja, karena hingga saat ini belum juga dapat uang pensiunnya,"katanya.
Arogansi perusaahaan semakin bertambah dengan melakukan pemecatan kepada empat porter ketika melakukan demonstrasi menuntut kenaikan upah. "Kami minta agar porter yang dipecat dipekerjakan kembali," ucapnya. (mg-dedi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar