Kamis, 29 Januari 2009

Helikopter jatuh


Helikopter Super Puma Jatuh
* 2 Teknisi Tewas Terkena Baling-Baling

TANGERANG – Sebuah Helikopter jenis Super Puma dengan nomor registrasi PK PUH milik Pelita Air Service terjatuh ketika sedang melakukan tes perputaran baling-baling atas (ground test-red) di Lapangan Terbang Pondok Cabe Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan, Kamis (29/1).
Akibat terjatuhnya helikopter keluaran tahun 1984 tersebut, dua orang mekanik yang bertugas memperbaiki pesawat tewas seketika terkena patahan baling-baling yang hancur. Kedua mekanik tersebut adalah Sri Setiabudi (44) warga Perumahan Bumi Pelita Kencana Blok A2 No 6 Pondok Cabe Udik Pamulang dan Achmad Subarja (58) warga Kampung Gondrong Kota Tangerang. Kedua jenazah langsung dilarikan ke RS Fatmawati Jakarta Selatan.
Sedangkan, nasib pilot helikopter Rohman Hadi dan salah seorang teknisi HM Hardi berhasil selamat dari maut. Keduanya hanya mengalami luka di sekujur tubuh dan mengalami shock.
Informasi yang berhasil dihimpun, jatuhnya helikopter yang baru diperbaiki terjadi sekitar pukul 09.00 WIB. Tidak ada tanda-tanda pesawat akan jatuh ketika akan diujicobakan. Namun, setelah berhasil terbang sekitar beberapa meter, tiba-tiba helikopter miring ke sebelah kiri dan terjatuh tepat di depan hanggar nomor 3. Ketika jatuh, baling-baling bagian atas terlebih dahulu menyentuh tanah dan patah menjadi beberapa bagian.
Patahan baling-baling tersebut kemudian mengenai Sri Setiabudi dan Achmad Subarja yang berdiri tidak jauh dari helikopter. Keduanya tidak sempat mengindar ketika pecahan baling-baling mengarah ke mereka.
Area lapangan udara tersebut pun segera disterilkan untuk memudahkan proses peyelidikan. Pihak yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke area lapangan udara termasuk wartawan.
Salah satu saksi mata, Agus Toni (40) mengaku, sempat melihat helikopter terbang beberapa meter. Namun, tak lama kemudian helikopeter langsung miring dan jatuh. Tidak ada bunyi ledakan ketika helikopter jatuh. Yang ada hanya asap tebal yang muncul.
"Sekitar pukul 09.40 WIB, heli oleng ke arah kiri dan langsung terjatuh. Tak lama kemudian puluhan sejumlah Pelita Air nampak berlari dengan sebuah ambulans. Bahkan, mereka nampak memanggil pemadam kebakaran saat asap mengepul di lokasi kejadian,” terang penjual knalpot tersebut.
General Manager Pelita Air Service Herlis menjelaskan, jatuhnya helikopter merupakan murni sebuah kecelakaan. Helikopter yang sempat mengudara, langsung miring ke samping dan jatuh.
“Baling-baling heli mengalami patah saat akan diterbangkan dan kemudian menimpa dua teknisi lapangan yang saat itu berada di samping kiri pesawat,” kata Herlis.
Direktur Komersil Pelita Air Service Charine mengatakan, pihaknya akan bertanggung jawab atas kecelakaan yang terjadi. Semua korban akan mendapatkan santunan. “Seluruh direksi dan keluarga besar pelita air, merasakan turut berduka cita dan akan memberikan biaya santunan kepada keluarga korban,” katanya.
Menurutnya, helikopter yang terjatuh tidak sedang untuk diterbangkan. Sebab, tidak ada agenda terbang, hanya perawatan rutin dan pengecekan normal.
“Pelita menyerahkan seluruh penyelidikan penyebab tergulingnya heli kepada polisi dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT),” paparnya.
Terpisah, kedatangan jenazah Sri Setiabudi di rumah duka Perumahan Bumi Pelita Kencana A2/6 Rt01/09 disambut histeris oleh keluarga. Tidak satupun keluarga yang menduga, laki-laki kelahiran Surabaya tersebut akan tewas mengenaskan.
Budi sapaan akrab Sri Setiabudi sudah 24 tahun bekerja di Pelita Air Service meninggalkan seorang istri, Cut Ika (38) dan dua anak, Fiska(15), Faturrahman (13). Keduanya masih duduk di bangku SMP Dharma Karya UT.
Menurut Cut Ika, sebelumnya ia tidak merasakan firasat apapun dan almarhum terlihat seperti hari-hari biasa. "Sebelum berangkat kerja sempat ia tanya anaknya pulang sekolah mau dijemput tidak,"ucapnya sambil menangis.
Keluarga korban terlihat shock. Dan peti jenazah korban tidak dapat dibuka atas permintaan pihak rumah sakit. Selain itu jenazah tidak dapat diinapkan dan secepatnya dimakamkan. Sekitar pukul 15.30 WIB, jenazah segera disholatkan dan langsung dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta Selatan. (mg-dedi)

Tidak ada komentar: