Minggu, 13 September 2009

Impor BBM Jelang Lebaran

Jelang Lebaran, Pemerintah Impor BBM

JAKARTA – Guna mengantisipasi kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM), pemerintah akan melakukan import BBM jenis premiun dan solar. Pada September ini, pemerintah mengimpor premiun sebanyak 6.8 juta barel. Sedangkan solar sebanyak 3,6 juta berel.
“Ini untuk mencegah hilangnya BBM dari peredaran saat mudik. Pemakaian BBM jenis premiun dan solar saat mudik meningkat. Terutama SPBU di jalur mudik,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Minyak dan Gas (Migas) Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Evita Legowo usai mengikuti rapat koordinasi angkutan lebaran terpadu 2009 di kantor Depertemen Perhubungan Jalan Medan Merdeka Barat Jakarta Pusat, Jumat (11/9).
Turut hadir dalam rapat tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perhubungan Jusman Syafi’i Djamal, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu.
Dikatakan Evita, mengantisipasi tinggi pemakaian BBM di jalur mudik, pemerintah sudah menyiapkan kantung-kantung tangki BBM disejumlah titik. Setidaknya 50 kantung tangki BBM disebar di Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta.
“Jika dibandingkan antara penggunaan premium dan solar, tentunya premiun lebih banyak. Makanya, 16 SPBU solar diganti menjadi premium,” ungkapnya.
Disamping itu, pemerintah juga menyiapkan 95 unit SPBU tansit khusus untuk sepeda motor. SPBU-SPBU ini akan ditempatkan sepanjang jalur mudik di Pantura, Selatan Jawa, dan Sumatera.
Diakuinya, stok persediaan BBM untuk dalam negeri selama Ramadan sudah ditingkatkan dari rata-rata 18 hari menjadi 23,9 hari. Kini, stok premiun sebanyak 1.150.057 kilo liter untuk 19 hari, karosene sebanyak 549.288 kilo liter untuk 41,7 hari, solar sebanyak 1.494.529 kilo liter untuk 22,7 hari, Avgas sebanyak 127 kilo liter untuk 127 hari, avtur sebanyak 289.178 kilo liter untuk 39 hari.
Selanjutnya, minyak diesel sebanyak 49.575 kilo liter untuk 77 hari, minyak bakar sebanyak 343.166 kilo liter untuk 22,1 hari, pertamax sebanyak 34.466 kilo liter untuk 25,2 hari, dan pertamax plus sebanyak 19.171 kilo liter untuk 79,2 hari. “Total persediaanya 3.929.577 kilo liter. Kalau dirata-ratakan cukup untuk 23,9 hari,” kata Evita.
Jusman mengatakan, pada H-1 sampai hari raya pertama, seluruh truk yang membawa muatan kecuali mengangkut BBM dan Sembako dilarang untuk beroperasi. Sehingga suplay bahan pokok dan bahan bakar tidak tersendat.
“Daerah rawan sudah ditempatkan alat berat. Mudik menggunakan sepeda motor juga dikawal polisi. Semua terminal dan bandaran harus memberikan pelayanan terbaik. Depdagri juga sudah menginstruksikan kepada gubernur untuk berkoordinasi dan membentuk tim di tiap provinsi,” kata menteri berkepala pelontos tersebut.
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto menambahkan, menjelan H-7 seluruh pekerjaan perbaikan jalan dan jembatan akan dihentikan. Meskipun, perkerjaan tersebut belum selesai sepenuhnya.
“Menjelang lebaran apapun yang ada di lapangan harus dibersihkan. Meskipun belum 100 persen. Tidak selesainya pekerjaan karena proyek PU dimulai awal tahun dan selesai akhir tahun,” katanya.
Mari Elka berharap, Depertemen Perhubungan juga memberikan dispensasi kepada truk pembawa air mineral kemasan agar dapat melintas selama mudik. Jangan sampai terjadi kelangkaan air mineral di sejumlah tempat. “Kita akan berkoordinasi dengan Dephub. Saya minta dikasi kelonggaran seperti truk sembako dan BBM,” pinta Mari sambil melihat ke Jusman.
Sementara itu, Sri Mulyani menjelaskan, rapat koordinasi ini merupakan kelanjutan dari rapat yang sudah dilaksanakan di Istana Negara sebelumnya. Arus mudik ini hanya terkonsentrasi di 10 provinsi, diantaranya Banten, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yohyakarta, dan Jawa Timur.
“Koordinasi dengan berbagai pihak terus dilakukan. Mudik tahun ini harus lebih baik dari tahun sebelumnya. Tugas kita cukup berat. Sebab, Presiden mengatakn mudik tahun lalu cukup baik,” kata wanita yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tersebut. (cdl)

Tidak ada komentar: