Jumat, 11 September 2009

boks masjid kubah emas


Menikmati Suasana Ramadan di “Masjid Kubah Emas” Depok
Jadi Tempat Pacaran, Sehari Didatangi Ratusan Orang

Masjid Dian Al Mahri atau yang lebih dikenal dengan sebutan masjid kubah emas selalu menjadi tempat favorit untuk ngabuburit. Ratusan orang mengunjungi masjid yang terletak di Jalan Meruyung Raya Limo Kota Depok ini. Selain menikmati pemandangan masjid, sejumlah remaja juga memanfaatkannya sebagai tempat pacaran.

DEDI MIRWAN, Depok

Dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke Masjid Kubah Emas dari Jakarta. kita akan langsung terkesima begitu sampai di lokasi. Berbeda dengan masjid kebanyakan, pemandangan masjid yang dibangun oleh Hj. Dian Djuriah Maimun Al Rasyid ini sangat dijaga. Taman-taman indah dan tertata rapi mengelilingi masjid yang berdiri di atas lahan seluas 8.000 meter persegi ini.
Puluhan orang sudah memadati Masjid Kubah Emas ketika INDOPOS sampai di lokasi. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa terlihat menikmati suasana dan pemandangan masjid yang dibangun sejak 2001 ini.
Kita tidak perlu mengeluarkan uang untuk dapat menikmati pemandangan di masjid kubah emas. Para pengunjung hanya diminta menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya. Jarak dari pintu masuk hingga pelataran masjid cukup jauh, sekitar 50 meter.
“Selamat datang di Masjid Dian Al Mahri. Tolong jaga kebersihan ya pak,” ungkap salah seorang petugas keamanan yang berjaga di pintu masuk.
Kita akan langsung terkesima begitu sampai di pelataran masjid yang dibuka untuk umum pada 31 Desember 2006 ini. 5 buah kubah berlapis emas langsung menyambut pengunjung. Lima kubah ini melambangkan rukun islam. Sedangkan 6 buah menara yang mengelilingi masjid melambangkan rukun iman.
“Kami sekeluarga sengaja datang ke sini untuk melihat masjid kubah emas. Sebelumnya kami hanya bisa melihat dari televisi atau omongan tetangga. Ternyata memang indah seperti dibicarakan,” ungkap Nasruddin Hasibuan, salah satu pengunjung asal Medan Sumatera Utara kepada INDOPOS, Kamis (3/9).
Menurut guru SMPN 7 Medan ini, dirinya memang sudah meniatkan untuk mengunjungi masjid bergaya timur tengah ini. Sebelumnya, pria yang datang bersama isteri dan 4 orang anaknya ini selalu tertunda untuk mengunjungi masjid kubah emas.
“Di Medan sekolah diliburkan 1 bulan penuh. Kebetulan harga tiket masih murah. Jadi kami sekeluarga bisa liburan semuanya. Dulu saya pernah janji sama anak-anak. Tapi, karena akan kenaikan kelas makanya tertunda,” kata warga Jalan Karya Damai Gang Pribadi 4C Medan ini.
Menurut suami dari Laili Saidah Siregar ini, masjid kubah emas menunjukan kepedulian manusia untuk menunjukan keagungan tuhan. Selama ini, di kampungnya belum pernah dibangun masjid dengan gaya serupa.
Jika Nasruddin datang untuk berwisata, hal berbeda justru dilakukan Nurfauzi dan Tuti Handayani. Warga Griya Jakarta Pamulang ini sengaja datang ke masjid yang mampu menampung 20 ribu jemaah ini untuk ngabuburit sekaligus pacaran.
“Saya nggak pernah kesini sebelumnya. Sekalian jalan-jalan aja. Pacar saya yang meminta kesini. Katanya tempatnya enak,” kata Fauzi, sapaan akrab Nurfauzi.
Menurut lelaki yang bekerja di sebuah perusahaan swasta ini, dirinya tidak meniatkan datang ke masjid kubah emas untuk berpacara. Kebetulan, sekarang sedang puasa dan mau ngabuburit. ”Nggak ada niat pacaran sama sekali. Kita kan mau jalan-jalan,” kilahnya.
Humas masjid Dian Al Mahri, Sumito mengatakan, selama ramadan jumlah pengunjung mencapai ratusan orang. Pada hari biasa Senin hingga Jumat mencapai 300-500 orang. Sedangkan jika akhir pekan, Sabtu dan Minggu naik dua kali lipat sebanyak 800-1.00 orang setiap harinya. Mereka tidak hanya berasal dari Kota Depok saja. Ada beberapa pengunjung yang berasal dari daerah seperti Jakarta, Bogor, dan Tangerang. Mereka semua baru memenuhi masjid sekitar pukul 16.30-17.30.
“Semakin banyak pengunjung yang datang, semakin banyak juga tajil (makanan untuk berbuka) yang harus disediakan. Jumlahnya disesuaikan dengan perkiraan pengunjung yang datang,” kata Minto, sapaan akrab Suminto ketika ditemui di kantor pengurus masjid.
Menu tajil yang disediakan cukup sederhana, yaitu air mineral, teh manis, dan kolak maupun bubur kacang hijau. Pihak masjid tidak menyediakan makanan berat seperti nasi untuk menu berbuka.
Yang menjadi ciri khas masjid kubah emas, kata Minto, adalah ceramah tarwaih baru diadakan pada 10 hari jelang akhir Ramadan atau sebelum lebaran. Alasannya, selama 11 bulan kita sudah mendapatkan banyak ceramah agama. Sehingga bulan Ramadan adalah saat yang tepat untuk mengaplikasikan ceramah tersebut.
“20 hari pertama tidak ada ceramah tarawih. Kami ingin berul-betul mengajak orang berzikir mengaplikasikan ceramah yang didapatkan. Lagipula, kalau dikasih ceramah saat Ramadan perut masih kosong. Dikasih ceramah juga tidak akan masuk,” bebernya.
Mekipun hanya dilakukan 10 hari terakhir, Minto menjamin, ceramah yang diberikan akan didengar oleh jemaah.sebab, penceramah yang didatangkan adalah dai kondang seperti Zainudin MZ, Rhoma Irama, Tajudin Hasan, dan Ki Joko Tingkir. Disamping itu, masih ada imam masjid yang akan menjadi penceramah, seperti KH Amiruddin Said dan Hasanuddin Sinaga.
“Selama Ramadan ini, kita menargetkan mampu menghabiskan 30 jus al-Quran. Setiap hari minimal hatam 1 jus al-Quran,” tuturnya. (*)

Tidak ada komentar: