PLN Serpong Rugi Rp. 6,3 M
KOTA TANGSEL – Selain minimnya pasokan listrik, pencurian listrik merupakan masalah yang terjadi pada PT Perusahan Listrik Negara (PLN). Buktinya, akibat maraknya pencurian listrik dan warga yang mnunggak, PLN Area Pelayanan Jaringan (APJ) Serpong mengalami kerugian sebesar Rp 6,3 miliar. Kerugian tersebut terjadi sejak awal tahun sampai Februari lalu.
Nilai kerugian tersebut, menurut manajer APJ PLN Serpong, Agus Sutopo banyak terjadi di lingkungan perumahan. Modusnya sangat beragam, mulai pencurian listrik, penundaan pembayaran hingga perusakan meteran. Tindakan yang dilakukan warga tersebut sulit ditekan. Selain kesengajaan, minimnya petugas yang melakukan pemeriksaan dan pemantauan listrik mempermudah warga melakukannya.
“Makanya angka kerugian dapat meningkat terus. INi yang sangat saya sesalkan,” terangnya, kemarin.
Agus meminta, pelanggan dapat bijak menggunakan listrik. Sebab beban yang terlalu banyak berdampak pada jumlah pembayaran. Apalagi banyak konsumen yang tidak mampu membayar tagihan listrik. Tunggakan yang terlalu besar tersebut mempengaruhi kemampuan pelayanan PLN Serpong. Apalagi tunggakan itu terjadi hampir sekitar 22.904 pelanggan.
“Kita punya pelanggan PLN Serpong sebanyak 140 ribu lebih. Itu berarti dua puluh persennya menunggak,” tuturnya.
Untuk meningkatkan minat warga mambayar listrik, PLN APJ Serpong juga membuka loket pembayaran di sejumlah pusat perbelanjaan. Diharapkan, tidak ada lagi tunggakan pelanggan. Karena kemudahan pembayaran sudah lebih terjamin. Dengan jam operasi yang mengikuti operasional pusat perbelanjaan.
“Pusat perbelanjaan sering dikunjungi ibu rumah tangga. Selain berbelanja, mereka juga dapat melakukan pembayaran listrik. Jadi tidak perlu lagi ada tunggakan,” tambahnya. (mg-dedi)
KOTA TANGSEL – Selain minimnya pasokan listrik, pencurian listrik merupakan masalah yang terjadi pada PT Perusahan Listrik Negara (PLN). Buktinya, akibat maraknya pencurian listrik dan warga yang mnunggak, PLN Area Pelayanan Jaringan (APJ) Serpong mengalami kerugian sebesar Rp 6,3 miliar. Kerugian tersebut terjadi sejak awal tahun sampai Februari lalu.
Nilai kerugian tersebut, menurut manajer APJ PLN Serpong, Agus Sutopo banyak terjadi di lingkungan perumahan. Modusnya sangat beragam, mulai pencurian listrik, penundaan pembayaran hingga perusakan meteran. Tindakan yang dilakukan warga tersebut sulit ditekan. Selain kesengajaan, minimnya petugas yang melakukan pemeriksaan dan pemantauan listrik mempermudah warga melakukannya.
“Makanya angka kerugian dapat meningkat terus. INi yang sangat saya sesalkan,” terangnya, kemarin.
Agus meminta, pelanggan dapat bijak menggunakan listrik. Sebab beban yang terlalu banyak berdampak pada jumlah pembayaran. Apalagi banyak konsumen yang tidak mampu membayar tagihan listrik. Tunggakan yang terlalu besar tersebut mempengaruhi kemampuan pelayanan PLN Serpong. Apalagi tunggakan itu terjadi hampir sekitar 22.904 pelanggan.
“Kita punya pelanggan PLN Serpong sebanyak 140 ribu lebih. Itu berarti dua puluh persennya menunggak,” tuturnya.
Untuk meningkatkan minat warga mambayar listrik, PLN APJ Serpong juga membuka loket pembayaran di sejumlah pusat perbelanjaan. Diharapkan, tidak ada lagi tunggakan pelanggan. Karena kemudahan pembayaran sudah lebih terjamin. Dengan jam operasi yang mengikuti operasional pusat perbelanjaan.
“Pusat perbelanjaan sering dikunjungi ibu rumah tangga. Selain berbelanja, mereka juga dapat melakukan pembayaran listrik. Jadi tidak perlu lagi ada tunggakan,” tambahnya. (mg-dedi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar