Jumat, 08 Februari 2008

karya guaaaaaaaa (Banten Raya Post)


Pendapatan Nelayan Tanjung Pasir Menurun

TANGERANG – Ratusan nelayan di Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga mengeluh karena pendapatan sehari-hari mereka menurun tajam. Hal ini diakibatkan, angin kencang dan ombak tinggi yang sedang menerpa laut sepanjang utara pulau jawa. Sehingga para nelayan takut untuk pergi ke laut mencari ikan.
Menurut Alex (30) salah seorang nelayan, jika dalam keadaan normal, dalam satu hari dirinya bisa mendapatkan uang sebesar Rp 20.000 hingga Rp 40.000. sedangkan, jika cuaca buruk, pendapatannya hanya Rp 10.000 per harinya. “Kalo ombak gede, sehari paling besar cuma dapat Rp 10.000. Itupun kalo dipaksakan melaut,” ujarnya, Jumat (8/2).
Ditambahkan Alex, jika cuaca sedang buruk, kebanyakan nelayan jarang yang mau pergi melaut. Nelayan, lanjutnya, takut perahu yang ditumpangi terbalik akibat terjangan ombak dan angin kencang. “Lebih baik nggak melaut daripada terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan,” paparnya ketika ditemui Baraya Post saat memperbaiki jaring.
Diakui Alex, kodisi seperti ini sudah terjadi sejak satu minggu yang lalu. Tepatnya ketika terjadi hujan lebat yang melanda wilayah Jabodetabek Jumat (1/2) silam. Bahkan, lanjutnya, angin kencang sempat merusak genting rumah yang berada persisi di pinggir laut dan merusak kapal.
“Ombak yang tinggi membuat air laut sampe bisa masuk kedalam rumah. Satu perahu juga terdampar di daratan karena tali penahannya putus,” ungkap lelaki yang sudah 15 tahun jadi nelayan ini.
Akibat menurunya pendapatan nelayan tambah Alex, dirinya terpaksa berhutang kewarung untuk membeli keperluan sehari-hari. Untuk sampingan, lanjutnya, biasanya nelayan mencari limbah mainan bekas yang ada dilaut untuk dijual lagi.
“Kita sebenernya ngejerit dengan keadaan seperti ini. Ya, gali lobang tutup lobang aja. Ada hasil dibayar nggak ada ngutang lagi,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tangerang Miftahul Ilmi mengaku fenomena alam seperti ini tidak terjadi di Tangerang saja. Tapi juga diseluruh wilayah Indonesia. Biasanya, tambahnya, cuaca seperti ini terjadi pada bulan Desember hingga Januari terutama saat musim paceklik.
“Kami sudah berupaya berkoordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Tangerang untuk memberikan bantuan kepada para nelayan. Kita tunggu saja keputusan dari mereka. Saya harap Dinsos bisa membantu,” paparnya. (mg/dedi)

Tidak ada komentar: