5 Rumah dan 4 Kontrakan Terbakar
TANGERANG KOTA – Kembali, kebakaran melanda Kota Tangerang. Setelah belum lama melanda kawasan pabrik di Jatake, tepatnya di pabrik cat, kali ini sebanyak 5 rumah dan 4 kontrakan di RT 03/05 Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang, Minggu (20/4), pukul 19.00 WIB.
Hingga saat ini akibat kebakaran masih simpang siur. Beberapa warga yang mengatakan kebakaran terjadi akibat korsleting listrik arus pendek. Sedangkan warga lainnya menduga akibat kompor gas pemberian pemerintah meledug.
Menurut Mansurudin (50), warga RT 03/05 No 32, kobaran api berasal dari rumah kontrakan milik Mumun. Kebakaran tersebut, akibat kompor gas Mumun yang rusak sehingga membuat ledakan hingga terjadinya kebakaran.
“Waktu itu saya lagi nonton televisi di rumah. Tiba-tiba ada suara ledakan dari ujung. Saya langsung keluar dan melihat sebuah kontrakan sudah terbakar,” ungkapnya.
Sedangkan menurut Dayat (43), salah satu pemilih rumah yang terbakar, kebakaran terjadi diduga akibat korsleting listrik pada salah satu rumah.
“Waktu lagi didalam rumah, seorang keponakan saya teriak kebakaran. Saya langsung kaget dan lari keluar. Pas udah nyampe luar api udah keburu gede,” paparnya.
Saat akan keluar rumah, cerita Dayat, terdengan sebuah ledakan yang tidak begitu kencang dari belakang rumahnya. Dayat menduga, ledakan itu berasal dari kabel mesin air yang rusak.
“Kejadiannya begitu cepat. Suara ledakan terdengar dari rumah kontrakan milik Mumun yang paling ujung. Api semakin membesar karena sebagian besar rumah kontrakan tersebut terbuat dari kayu. Sedangkan angin pada saat terjadinya kebakaran begitu kencang,” ujar Dayat.
Diceritakan Dayat, kejadiannya terjadi setelah warga menunaikan sholat Maghrib. Ledakan yang berasal dari rumah kontrakan Mumun, membuat warga panik. Seluruh warga berhamburan keluar rumah dan mencoba menyelamatkan barang-barang berharga. Warga yang berhamburan meletakan barangnya di luar rumah masing-masing. Ada juga meletakan barang di dekat lapangan.
Selain itu, warga juga menghubungi pemadam kebakaran (damkar). Sambil menunggu kedatangan mobil damkar, warga bergotong royong memadamkan api dengan air seadanya. Upaya tersebut dilakukan warga agar api tidak menjalar ke rumah warga lainnya. “Kami berinisiatif memadamkan api agar api tidak merembet. Pemadaman dengan sedanya itu kami lakukan setelah kami memastikan tidak ada korban yang terjebak dalam kebakaran,” tutur Dayat.
Namun usaha warga yang ingin memadankan api tidak berhasil. Api bertambah besar, akibat tiupan angin yang cukup kencang ditambah banyaknya material yang mudah terbakar.
Ditambahkan Dayat, ditaksir kerugian atas kebakaran tersebut sekitar puluhan juta. Barang berharga yang tidak sempat diselamatkan sebagian besar barang elektronik, seperti televise dan kulkas. Kebakaran, kata Dayat, tidak merembet ke seluruh rumah warga karena sekitar 20 menit berselang 4 mobil damkar datang.
Upaya Damkar untuk segera memadamkan api mendapatkan kesulitan. Jalan menuju lokasi kebakaran sangat sempit dan tidak dapat dilalui mobil pemadam kebakaran. Akibatnya mereka terpaksa memberhentikan mobilnya di jalan masuk perkampungan. Selang-selang air disambung melewati semak-semak agar dapat mencapai lokasi kebakaran. Kebakaran baru bisa dijinakkan beberapa menit kemudian.
Para korban kebakaran nampak shock mengetahui rumahnya dilalap si jago merah. Bahkan salah satu pemilik rumah tampak menangis hiteris. sankin shocknya, korban menolak untuk diwawancarai wartawan. (mg-dedi)
TANGERANG KOTA – Kembali, kebakaran melanda Kota Tangerang. Setelah belum lama melanda kawasan pabrik di Jatake, tepatnya di pabrik cat, kali ini sebanyak 5 rumah dan 4 kontrakan di RT 03/05 Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang, Minggu (20/4), pukul 19.00 WIB.
Hingga saat ini akibat kebakaran masih simpang siur. Beberapa warga yang mengatakan kebakaran terjadi akibat korsleting listrik arus pendek. Sedangkan warga lainnya menduga akibat kompor gas pemberian pemerintah meledug.
Menurut Mansurudin (50), warga RT 03/05 No 32, kobaran api berasal dari rumah kontrakan milik Mumun. Kebakaran tersebut, akibat kompor gas Mumun yang rusak sehingga membuat ledakan hingga terjadinya kebakaran.
“Waktu itu saya lagi nonton televisi di rumah. Tiba-tiba ada suara ledakan dari ujung. Saya langsung keluar dan melihat sebuah kontrakan sudah terbakar,” ungkapnya.
Sedangkan menurut Dayat (43), salah satu pemilih rumah yang terbakar, kebakaran terjadi diduga akibat korsleting listrik pada salah satu rumah.
“Waktu lagi didalam rumah, seorang keponakan saya teriak kebakaran. Saya langsung kaget dan lari keluar. Pas udah nyampe luar api udah keburu gede,” paparnya.
Saat akan keluar rumah, cerita Dayat, terdengan sebuah ledakan yang tidak begitu kencang dari belakang rumahnya. Dayat menduga, ledakan itu berasal dari kabel mesin air yang rusak.
“Kejadiannya begitu cepat. Suara ledakan terdengar dari rumah kontrakan milik Mumun yang paling ujung. Api semakin membesar karena sebagian besar rumah kontrakan tersebut terbuat dari kayu. Sedangkan angin pada saat terjadinya kebakaran begitu kencang,” ujar Dayat.
Diceritakan Dayat, kejadiannya terjadi setelah warga menunaikan sholat Maghrib. Ledakan yang berasal dari rumah kontrakan Mumun, membuat warga panik. Seluruh warga berhamburan keluar rumah dan mencoba menyelamatkan barang-barang berharga. Warga yang berhamburan meletakan barangnya di luar rumah masing-masing. Ada juga meletakan barang di dekat lapangan.
Selain itu, warga juga menghubungi pemadam kebakaran (damkar). Sambil menunggu kedatangan mobil damkar, warga bergotong royong memadamkan api dengan air seadanya. Upaya tersebut dilakukan warga agar api tidak menjalar ke rumah warga lainnya. “Kami berinisiatif memadamkan api agar api tidak merembet. Pemadaman dengan sedanya itu kami lakukan setelah kami memastikan tidak ada korban yang terjebak dalam kebakaran,” tutur Dayat.
Namun usaha warga yang ingin memadankan api tidak berhasil. Api bertambah besar, akibat tiupan angin yang cukup kencang ditambah banyaknya material yang mudah terbakar.
Ditambahkan Dayat, ditaksir kerugian atas kebakaran tersebut sekitar puluhan juta. Barang berharga yang tidak sempat diselamatkan sebagian besar barang elektronik, seperti televise dan kulkas. Kebakaran, kata Dayat, tidak merembet ke seluruh rumah warga karena sekitar 20 menit berselang 4 mobil damkar datang.
Upaya Damkar untuk segera memadamkan api mendapatkan kesulitan. Jalan menuju lokasi kebakaran sangat sempit dan tidak dapat dilalui mobil pemadam kebakaran. Akibatnya mereka terpaksa memberhentikan mobilnya di jalan masuk perkampungan. Selang-selang air disambung melewati semak-semak agar dapat mencapai lokasi kebakaran. Kebakaran baru bisa dijinakkan beberapa menit kemudian.
Para korban kebakaran nampak shock mengetahui rumahnya dilalap si jago merah. Bahkan salah satu pemilik rumah tampak menangis hiteris. sankin shocknya, korban menolak untuk diwawancarai wartawan. (mg-dedi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar